Pray for Kanjuruhan
picture : by Pinterest
Akhir - akhir ini berita di media sosial seperti twitter dan tiktok ramai dengan berita Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022 lalu. Meskipun aku bukan penggemar sepak bola, tapi turut sedih mendengar peristiwa yang terjadi pekan lalu itu.
1 Oktober 2022 akan dicatat sebagai malam paling memilukan dalam sejarah sepak bola Indonesia. Sedikitnya 125 korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan di pertandingan Arema FC vs Persebaya pada lanjutan Liga 1 2022. Media-media internasional menyoroti penggunaan gas air mata di dalam stadion pada sebuah laga sepak bola, yang mana hal itu sangat dilarang oleh FIFA. Beberapa orang berpendapat penembakan gas air mata itu sudah sesuai dengan prosesur.
Ada yang mengatakan tragedi itu berawal dari seorang supporter yang turun dari tribun ke lapangan hingga beberapa supporter lainnya juga turun tribun hingga situasi yang tak terkendali yang menjadi awal mula tragedi. Hingga akhirnya gas air yang membuat semua supporter panik dan berdesakan keluar dari arena Kanjuruhan. Dan banyak pula yang menjadi korban karena gas air mata, pintu stadion yang dikunci, sehingga ratusan orang menjadi korban. Tragedi ini tentu menyimpan banyak luka. Apalagi ada beberapa anak - anak yang tidak berdosa yang turut menjadi korban dalam tragedi ini.
Beberapa supporter sepakbola dari tanah air, memberikan dukungan dengan melakukan doa bersama di stadion yang ada di daerah masing - masing. Supporter sepakbola dari Jawa Tengah, seperti Semarang, Solo, Pati, Magelang, Cilacap turut melakukan doa bersama untuk Tragedi Kanjuruhan.
Tak hanya supporter bola dari beberapa penjuru negeri, beberapa Army Indonesia juga turut melakukan aksi penggalangan dana untuk Korban Kanjuruhan melalui kitabisa.com yang di posting twitter Arema FC. BTS Army ini mendapat banyak apresiasi. Dan akhirnya ditutup di angka 445.623.558. Semoga berkah dan bermanfaat.
Entah siapa yang salah dalam tragedi Kanjuruhan tersebut. Semua yang ada di Kanjuruhan pada waktu itu pasti terdampak. Semoga lekas diusut dengan tuntas.
Sekarang bukan waktunya untuk saling menyalahkan. Mari intropeksi diri dan bangkit. Sebagai pengguna sosial media, kita harus menggunakan sosial media dengan bijak. Semoga kita tidak masuk dalam arus untuk ikut menyalahkan ketika kita tidak tahu situasinya. Jangan menambah ujaran kebencian. Semoga Tragedi Kanjuruhan tidak terulang lagi di masa datang, dimanapun dipenjuru dunia.
Komentar
Posting Komentar