Pentingnya Menjadi Nasabah Bijak, Untuk Memerangi Kejahatan Siber

 


picture : freepik.com

Di era yang serba digital ini, masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi melalui genggaman tangan. Dibalik kemudahan tersebut tentu ada beberapa hal yang perlu diwaspadai. Ibarat dua mata pisau yang mempunyai 2 sisi baik dan buruk. Oleh karena itu, kita perlu melek Literasi Digital. 

Let's me tell you a story. Dulu aku pernah punya bad experience, tertipu yang namanya undian berhadiah jutaan rupiah melalui telepon. Cuma lewat telepon, uang lebih dari satu juta rupiah raib begitu saja. Nyesek banget rasanya kehilangan uang dalam hitungan menit. Waktu itu aku masih polos banget. Padahal cari uang mah susah banget. Hiks. Sejak kejadian itu, aku jadi lebih berhati - hati. Kalau ada undian berhadiah entah dari provider atau dari bank. 

Belajar dari pengalaman buruk waktu itu, sekarang aku lebih berhati - hati dalam melakukan transaksi secara digital, belajar dari pengalaman bagaimana agar tidak kena tipu lagi. Tentu dengan menyaring informasi yang didapat. Belajar lagi tentang literasi digital dan yang pasti diskusi sama temen secara personal atau lewat forum. Karena kejahatan bisa terjadi dimana saja, kapan saja tanpa pandang bulu. Apalagi belakangan ini masih marak yang namanya kejahatan Social Engineering (Soceng) dan kita harus lebih waspada. Modus kejahatan Soceng memiliki ciri sebagai berikut ini : 

1.Info perubahan tarif transfer antar bank

2.Tawaran untuk menjadi nasabah priorities

3.Akun layanan konsumen palsu

4.Tawaran jadi agen laku pandai. 

Waspadalah.. Waspadalah... Waspadalah dari kejahatan siber, soceng dan sejenisnya dengan belajar tentang literasi digital dan keuangan. 

Apa itu Literasi Digital? 

Menurut buku Kerangka Literasi Digital Indonesia yang dimaksud dengan literasi digital adalah kemampuan menggunakan TIK untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan informasi dengan kecakapan kognitif dan teknikal. Dengan literasi digital, kita akan mampu berpikir kritis, memecahkan masalah, berkomunikasi dengan lebih lancar, serta dapat berkolaborasi dengan banyak orang. 

Jadi kita tidak hanya pandai dalam menggunakan gawai, tapi kita mampu menyelesaikan masalah atau tindak kejahatan siber (tindakan ilegal dengan menggunakan pengetahuan teknologi komputer untuk melakukan tindak kejahatan). 

Pentingnya Mengenal Literasi Keuangan 

Setelah apa itu Literasi digital, selanjutnya penting bagi kita mengenal nama Literasi Keuangan. Karena sering kali kita melakukan transaksi pembayaran secara digital. Salah satu contohnya adalah transaksi dengan mobile banking atau transaksi secara online. Dengan mengenal manfaat dari Literasi Keuangan, kita jadi tahu tentang produk - produk keuangan dan cara memanfaatkannya dengan baik lhoo, dan yaa kita bisa terhindar dari yang namanya penipuan. Adapun manfaat mengenal Literasi Keuangan adalah sebagai berikut : 

1. Kita bisa lebih mudah mengenal produk - produk keuangan.

2. Kita bisa mengetahui bagaimana cara memanfaatkan produk keuangan sehari - hari dan cara untuk meningkatkan kesejahteraan. 

3. Kita bisa terhindar dari penipuan atau tindak kejahatan siber. 

4. Kita mampu mendistribusikan kekayaan dengan lebih merata. 

Well, buat kamu nasabah BRI, ada informasi penting nih buat kamu. Bank BRI punya gerakan yang namanya Gerakan #NasabahBijak adalah sebuah wadah komunitas yang bertujuan untuk memberikan literasi keuangan kepada masyarakat Indonesia mengenai bagaimana mengelola uang, melunasi hutang, suku bunga, asuransi, tabungan pensiun, pajak, serta produk keuangan seperti kredit dan pinjaman serta memberikan edukasi tentang bermacam kejahatan siber di sektor perbankan dan bagaimana cara untuk mencegahnya.

BRI sebagai bank terbesar di Indonesia telah memiliki pusat data atau repository berdasarkan kerjasama perusahaan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pembuatan pusat data tersebut harus diperluas ke depannya untuk menghadirkan perlindungan menyeluruh terhadap seluruh pengguna layanan digital, baik yang dilayani oleh perbankan, perusahaan tekfin, atau pelanggan marketplace.

BRI berupaya memberikan perlindungan dan tata kelola data, BRI telah memiliki tata kelola yang baik mengacu kepada standar internasional yang menjadi acuan industri. Selain itu BRI juga telah melakukan serangkaian tahapan pengecekan keamanan dari setiap teknologi yang akan digunakan sehingga dapat meminimalisir celah keamanan yang mungkin terjadi. 

Melalui media sosial (yang meliputi youtoube, twitter, instagram) dan media cetak, serta edukasi ke pada nasabah saat nasabah datang ke unit kerja BRI. Edukasi yang diberikan kepada nasabah mengenai pengamanan data nasabah serta cara melakukan transaksi yang aman dengan cara memberikan himbau kepada nasabah agar lebih berhati-hati dan tidak memberikan informasi penting sepertinya kerahasiaan data pribadi & data perbankan yang meliputi nomor rekening, nomor kartu, PIN, user & password internet banking, OTP, dan sebagainya kepada orang lain termasuk yg mengatasnamakan BRI. 

Yuk jadi #NasabahBijak untuk melawan kejahatan siber. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Acer Day Roadshow di Semarang

Book Review : School Nurse Ahn Eunyoung (ENG)