Menengok 4 Masjid Tertua di Semarang








Bicara soal kota Semarang tentu tidak ada habisnya. Apalagi bicara soal wisata di kota yang terkenal dengan Lunpianya ini. Karena Semarang memiliki banyak wisata menarik yang bisa dikunjungi.


Kalau pas bulan puasa seperti sekarang ini, wisata yang paling seru adalah wisata religi, ya ngga sih guys. Dengan wisata religi tentu kita bisa mengeksplore Pesona Ramadan di Semarang dan mengenal Sejarah Islam yang di kota Lunpia ini. Kamu sudah wisata religi kemana saja?

Jadi guys hari Jum'at kemarin saya melakukan wisata religi, menengok Masjid Tua yang ada di kota Semarang. Ada 4 Masjid Tua yang saya kunjungi dalam waktu sehari saja. Lebih tepatnya hanya 4 jam saja. Dari jam 2 hingga jam 6. Untuk masjid yang saya kunjungi dari Masjid Layur, Masjid Pekojan, Masjid Kauman Semarang dan Masjid Taqwa Sekayu.








1. Masjid Layur - Kampung Melayu

Masjid yang satu ini berada di perkampungan Melayu. Jaraknya tidak begitu jauh dari Kota Lama. Masjid ini cukup unik, karena memiliki menara yang besar, sedangkan masjidnya kecil. Bangunan masjid sendiri tidak bergaya Arab, tetapi memiliki lebih banyak unsur lokal. Walaupun sudah dimakan usia namun masjid ini masih kokoh dan masih digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah.

Awalnya masjid ini terdiri dari 2 lantai, karena kondiri daerah tersebut yang sering banjir dan terendam air laut maka dilakukan pengurukan sekitar 2 meter. Untuk itu lantai satu sudah tidak berfungsi lagi. Di lantai dua dilakukan perluasan yang tidak mengubah banyak dari bentuk aslinya. Sampai sekarang masjid ini masih terus dirawat oleh yayasan masjid setempat sebagai upaya pelestarian sejarah dan sebagai masjid tua kebanggaan Kota Semarang.










2. Masjid Pekojan - Kampung India

Lokasi Masjid Jami Pekojan terletak di Jalan Petolongan nomor satu, Kampung Pekojan, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, lokasinya di sekitar kawasan Pecinan Semarang. Dan tak jauh dari Klenteng Tay Kak Sie. Jika kamu belum hafal jalan Pecinan maka kamu harus sedikit blusukan dulu.

Masjid ini sudah berumur sekitar 150 tahun. Nama masjid diambil dari nama daerah Pekojan, yang berasal dari kata “Koja”, yaitu etnis Pakistan yang menikah dengan pribumi.

Bangunan masjid terdiri dari bangunan utama yang merupakan bangunan awal saat berdiri, dengan luas kurang lebih 10 meter persegi. Selain itu terdapat kompleks makam para ulama yang menyebarkan Islam di daerah tersebut. Saat ini sudah ada perluasan bangunan berupa teras masjid.








Kalau kamu berkunjung ke masjid Jami Pekojan ini saat bulan Ramadhan, di sore hari akan disediakan bubur India sebagai hidangan berbuka puasa. Setiap harinya pengurus masjid memasak sekitar 20kg beras. Rasa bubur India ini sangat khas dengan bumbu berbagai rempah.

Bubur tersebut ditempatkan diwadah kecil dan disajikan dengan lauk yang berbeda setiap harinya dan dihidangakan dengan minuman kopi atau susu, kurma dan satu jenis buah lainnya.










3. Masjid Kauman Semarang

Masjid Agung Semarang yang lebih dikenal dengan Masjid Kauman Semarang merupakan masjid tertua di kota Semarang. Saat ini masjid ini menjadi cagar budaya. Awal berdiri, masjid Kauman ini terletak dipusat kota, dekat dengan pusat pemerintahan dan tidak jauh dari pusat perdagangan (Pasar Johar).

Seiring dengan perkembangan kota Semarang, alun-alun yang tadinya terletak di depan masjid beralih fungsi menjadi pasar Yaik dan perluasan pasar Johar saat itu. Pasar Johar sendiri saat ini tidak lagi digunakan setelah terjadi kebakaran hebat beberapa tahun yang lalu.

Masjid Kauman sesuai dengan batu marmer yang terpasang di tembok gerbang, dibangun pada tahun 1170 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1749 Masehi atau kurang lebih sudah 268 tahun umurnya.

Untuk menuju masjid Kauman ini sangatlah mudah, banyak angkutan umum yang melewati jalan di depan masjid, naik bus kota juga bisa.










4. Masjid Taqwa Sekayu

Masjid Sekayu ini dulu merupakan Masjid Besar Semarang. Masjid Sekayu ini dibangun dalam rangkaian proses pembangunan Masjid Agung Demak. Tempat ibadah ini dibangun oleh seorang ulama asal Cirebon, Kyai Kamal, yang merupakan tokoh agama kepercayaan Sunan Gunung Jati. Bahan baku pembangunan masjid Demak yakni kayu, disuplai oleh Kiai Kamal asal Cirebon.

Setelah datang di Semarang, dia lalu mendatangkan kayu-kayu jati unggulan (jati wungu) dari daerah Surakarta, Wonogiri, dan Ungaran melalui perjalanan darat ke Sekayu (dulu disebut Pekayu). Dari Sekayu, kayu-kayu tersebut kemudian dikirim ke Demak melalui Kali Semarang

Masjid Sekayu ini sekilas mirip Masjid Demak dengan empat soko tatal dan bentuk atap tumpang tiga, juga mengunakan akulturasi arsitektur dari Hindu-Islam. Masjid ini berada di Jalan Sekayu. Untuk kesini tidak bisa diakses dengan mobil. Pilihannya adalah naik motor, ojek, sepeda atau jalan kaki.

Oh iya, sebentar lagi lebaran. Kamu #MudikWisataKemana? Kalau ke Semarang jangan lupa kunjungi 4 Masjid Tertua di Semarang ini. Cek vlog kami disini

Writer : @Moiismiy & @Inungnie #TeamTahuPetis

“tulisan ini diikutan sertakan dalam lomba blog Pesona Ramadan Jawa Tengah yang diadakan oleh GenPI Jateng”

Komentar

  1. Seruuu jalan2nyaa.....
    sukses Moy....

    BalasHapus
  2. Aku pengen banget ke masjid layur sama pekojan. Kalo masjid Sekayu udah pernah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Acer Day Roadshow di Semarang

Book Review : School Nurse Ahn Eunyoung (ENG)