Beradaptasi : Pekerjaan dan Menulis
















Kamu tahu, hujan itu mengajarkan tentang arti kesabaran. Pagi dan malam, saat berangkat dan pulang kerja, hujan selalu menyapa manja. Jalanan  macet panjang karena truk – truk besar yang melintas dan jalanan yang berlubang dimana - mana. Musim hujan begini, harus terbiasa dengan semua ini, dan offroad setiap hari harus dinikmati.


Kamu tahu apa yang paling menyebalkan saat musim hujan begini? Ketika sudah berjalan pelan dan menghindari jalan berlubang, kendaraan dibelakang dan bus besar kadang tidak mau tahu. Membunyikan klakson dan memaksa minggir. Mereka ingin selalu cepat dan selalu menang, tak peduli bagaimana kondisi yang ada di depannya. Ayolah, mari belajar bersabar sebentar saja.... Bersabarlah, dan hormati pengendara lain yang juga menggunakan jalan yang sama.

Hello februari. Ini tulisan pertama saya bulan ini. Entahh, bingung juga mau cerita. Hujan begini rasa lelah seperti bertambah. Badan sering terasa sakit ketika pulang kerja bahkan ketika bangun tidur. Terutama punggung dan tangan kanan yang sering kesemutan. Mungkin karena kurang olahraga. Stress menghadapi jalan yang sering macet, jalan berlubang dimana – mana dan harus offroad setiap hari. Piye perasaanmu? #kudustrongtenan.

Itu terjadi kalau setiap hari hujan, kalau pas lagi cerah meski sebentar saja, semua baik – baik saja. Meski banyak banyak berlubang, jalan tetap lancar. Intinya ya itu, kudu sabar, sabar dan sabar.

Beradaptasi dengan cuaca

Hujan datang setiap hari, dan ini sering bikin malas beraktivitas. Apalagi kalau pagi, saya jadi sering malas mandi karena udaranya masih terasa dingin. Apa kamu juga sering jarang mandi? Biasanya saya mandi sekitar pukul 8 pagi, ya meskipun mandi “bebek” yang penting pakai air 2 – 3 gayung terus pakai minyak wangi, sarapan kemudian berangkat kerja.


Namanya juga lagi musim hujan, harus belajar beradaptasi. Bagaimanapun situasi dan kondisinya. Kalau masih bisa bergerak, harus terus bergerak sampai ada alasan untuk berhenti sejenak. Jalani saja, jalan dilawan. Ini ujian.

Ketika teman bilang, kalau tiap hari harus offroad di jalan pantura setiap hari mungkin ngga sanggup, ngantuk, dan capek. Sayapun merasa demikian. Kadang merasa takut melihat banyak jalan berlubang. Kadang sekali dua kali “terjebak” jalan berlubang yang tak kasat mata, merasakan harus offroad di jalan pantura setiap hari kadang pengen menyerah karena lelah. Hingga sampai rumah sering langsung tepar dan tidur nyenyak. Lupa makan, kadang juga lupa mandi. Hahahahaha.

Beradaptasi dengan Pekerjaan Baru

Bukan hanya cuaca yang mengajarkaan tentang kesabaran, karena harus beradaptasi dengan keadaan. Musim hujan begini juga harus belajar beradaptasi dengan pekerjaan baru.  Bagaimana tidak setelah seminggu masa kontrak kerja sebagai sosial media manager berakhir, saya mencari pekerjaan baru lagi.

Dalam waktu seminggu, saya mengirimkan lamaran kerja di dua tempat yang berbeda. Pertama, saya melamar kerja di media online travel yang ada di Semarang yang sampai sekarang lamaran yang saya kirim tidak kunjung ada panggilan untuk wawancara kerja. Rasanya itu kaya di php-in sama calon gebetan gitu deh. Tapi yasudahlah mungkin belum jodoh saja sama pekerjaaan satu ini.

Kedua, melamar kerja part time di Cafe. Dan alhamdulillah saya langsung diterima. Yah meskipun berawal dari keisengan lamar kerja, tapi saya beruntung dapat kesempatan bekerja tanpa harus menunggu lama. Karena saya tidak bisa berlama – lama dirumah.  Ada yang harus saya pikirkan juga dirumah. Jadi, tidak semua anak bontot itu manja ya,, ada juga yang mandiri dan kerja keras.

Saya senang dengan pekerjaan saya sekarang. Karena saya masih bisa mencuri waktu untuk menulis. Itu saja sih yang paling penting sekarang. Ya meskipun jam kerjanya 8 jam. Semoga tetap bisa bekerja meskipun bulan depan harus mikir skripsi. hehehehehe

Mengatur Waktu untuk Menulis (Lagi)

Memiliki pekerjaan baru, harus pandai – pandai mengatur waktu untuk menulis. Ternyata tidak mudah. Apagi aktivitas sekarang lebih banyak menggunakan notebook ketimbang smartphone. Yah, selama sebulan kedepan, saya ingin mencoba ngeblog dengan notebook, biar kalau skripsi nanti tetep bisa konsisten ngeblog.

Minggu pertama bulan Februari kemarin saya nyoba ngeblog, dan mantengin layar notebook ternyata saya gagal menulis. Nulis draft di notes, juga mentok idenya. Padahal tiap hari lihat hujan, kadang hujan – hujanan, bikin cokelat panas. Tetap saja masih mentok.

Mungkinkah cuaca juga berpengaruh dengan aktifitas menulis? Tiap kali mencoba menulis habis pulang kerja, terus gagal juga, malah sudah tepar duluan dan paginya baru ingat belum menulis apa – apa. Oh My God... Butuh piknik tapi kok ya cuaca masih sering hujan. Baiklah mari beradaptasi lagi. Setidaknya saya ingin menepati komitmen yang saya buat sendiri seminggu sekali wajib menulis.

Setelah sekian lama lebih sering menulis lewat smartphone, menulis menggunakan notebook itu rasanya masih kaku banget. Begitu mood bagus baru bisa curhat panjang lebar begini. Hehehehe

Self challenge menulis blog dengan notebook masih akan berlangsung selama satu bulan kedepan, apakah berhasil? Kalau gagal berarti masih lebih asyik menulis dengan smartphone. Jujur saja, saya lebih bahagia menulis dengan smartphone. Duh jadi kangen....

Apa kamu merasa malas menulis disaat cuaca hujan begini? #tanyaaja


Oke, tulisan ini hanya sebuah curhatan kegalauan saja saat musim hujan seperti sekarang. Jika tidak menarik, jangan dibaca sampai selesai. Salam. 

Komentar

  1. Saat musim hujan, saya lebih bergairah dalam menulis. Ada dorongan yang terasa indah di setiap barisan kata :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Acer Day Roadshow di Semarang

Book Review : School Nurse Ahn Eunyoung (ENG)