Catatan : Seminar Economic Green Festival 2016









Setelah lama ngga main ke kampus, akhirnya bulan November kemarin main ke kampus buat blusukan atau lebih tepatnya hadir ke Acara Seminar Green Economic Festival yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Diponegoro Bidang Hubungan Masyarakat.


Acara berlangsung tanggal 29 November di Gedung Atrium FPIK Universitas Diponegoro.
Acara semula berlangsung di FISIP, tapi ternyata pindah di FPIK dan saya baru tahu ketika sampai di Undip. Jadilah blusukan dulu nyari Gedung FPIK letaknya dimana. hehehehe.

Seminar Economic Green Festival 2016 mengangkat tema yang menarik yaitu Sinergisitas Industri dan Lingkungan Untuk Pembangunan Ekonomi Jawa Tengah. Melihat pembangunan yang terus berkelanjutan di Jawa Tengah dewasa ini tentu menarik jika didiskusikan bersama.

Adalah Bapak Insinyur Agus Sriyanto sebagai Keynote Speaker mewakili Bapak Gubernur yang berhalangan hadir. Beliau adalah Kepala Badan Lingkungan Hidup Jawa Tengah.

Dan masih ada 4 Pembicara lain yang mengisi sesi kedua yaitu Bapak Otto (Semen Indonesia), Bapak Arief Hermawan (Ketua Wegi), Bapak Soni Fahruri dan Bapak Irfan.








Berikut review acara Economic Green Festival yang saya catat selama acara berlangsung :

Gedung - gedung tinggi yang tumbuh di Ibu Kota Jawa Tengah dan Kawasan Industri Kendal yang baru saja diresmikan beberapa waktu lalu. Sudahkah pembangunan tersebut bersinergi dengan lingkungan sekitar?

Investasi yang tumbuh di Jawa Tengah akan diterima jika menerapkan konsep green industry. Jika menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan maka perijinannya akan di tolak. Oleh karena itu perlu ada filter yang pro lingkungan dan selektif terhadap investasi serta harus ada filter kelayakan.

Dalam membangun ekonomi berkelanjutan perlu implementasi industri berwawasan lingkungan. Tujuannya agar bisa merajut harmoni.

Saat ini PT. Semen Indonesia sudah menjadi Green Industri. Efisien terhadap penghematan energi dan pengolahan limbah. Industri semen tidak lagi menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan. Karena menurut Pak Otto, Semen Indonesia sudah menerapkan Green Industri yang concern terhadap lingkungan sosial, ekologi dan environment.

Sebuah perusahaan yang menerapkan Green Industri perlu menjaga lingkungan tetap lestari dengan mendaur ulang limbah agar tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan me-recycle limbah pabrik.
















Mas Arief dari Komunitas We Green Industry (WEGI) menjelaskan bahwa di Eropa kardus semen bekas bisa di-recycle menjadi barang bernilai ekonomis. Tentu contoh seperti ini bisa diterapkan di lingkungan sekitar bahwa pembangunan harus memberi dampak positif di bidang ekonomi.

Staff Komunitas WEGI, mbak Damae memberikan demonstrasi produk - produk recycle yang ramah lingkungan kepada peserta seminar.

Kesimpulannya :

Bahwa kita sebagai generasi muda harus mengenal pembangunan ekonomi yang berbasis lingkungan, peka terhadap isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan yang berdampak terhadap perekonomian Indonesia.

Memberi ruang terbuka untuk berpikir kritis tearhadap suatu masalah dengan melihat langsung sumber masalah dari lapangan.


Baca juga :
Review Economic Green Festival 2016
Ekonomi dan Lingkungan 
Economic Green Festival

Komentar

  1. emang bener mba.. kadang manusia itu egois lho, maunya menikmati pemandangan bagus ke tempat wisata alam yang asri dan hijau. tapi di balik itu semua tidak ada sikap untuk berani menjaga lingkungan,termasuk dalam membangun pabrik dan gedung2 bertingkat.

    PT. Semen indonesia jadi contoh yang baik

    BalasHapus
  2. Egois awal dari kehancuran untuk diri sendiri..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Acer Day Roadshow di Semarang

Book Review : School Nurse Ahn Eunyoung (ENG)