Review : Film Ngenest, Kadang Hidup Perlu Ditertawakan











Sudah nonton Film Ngenest? Kalau belum jangan lupa untuk luangkan waktu sejenak ke bioskop untuk nonton Film yang diangkat dari buku trilogi Ngenest, disutradarai dan dibintangi juga oleh Ernest Prakasa sebagai tokoh utama dalam film ini.


Pagi ini, saat perjalanan menuju semangat saya melihat jadwal Film Indonesia di bioskop Semarang. Dan Film Ngenest masih tayang hingga hari ini (08/01). Beruntunglah kamu yang belum nonton, karena film ini belum turun dari bioskop. hehehehe.

Saat lihat jadwal film, saya teringat masih menyimpan review Film Ngenest, padahal saya sudah nonton film ini tanggal 25 Desember lalu. Dan waktu itu ada acara nonton bareng Ernest Prakasa, Regina Rengganis, Ari Kriting dan Ardit Erwanda. Baca cerita ngenest saat nobar disini.

Semarang adalah kota pertama dan salah kota special untuk promosi Film Ngenest. Penonton juga antusias untuk ikut nobar meskipun ngenesnya antrian sampai toilet. Tapi itu adalah cerita Ngenest yang berakhir bahagia. hahaha.

Film Ngenest 

Film Ngenest termasuk drama komedi yang ringan dan banyak dibintangi para komika Stand Up Comedy. Beberapa adegan dalam film ini membuat saya tertawa juga penonton lainnya yang berada di teater 3.

Cerita beralur maju ini dimulai dengan cerita Ernest kecil, seorang anak keturunan China yang sering dibully teman sekolahnya. Dan muncullah sosok Patrik, seorang anak keturunan China yang akhirnya menjadi sahabat Ernest pada masa sekolah hingga dewasa.

Lihat cerita Ernest yang dibully saat masa sekolah, saya jadi ingat masa - masa saat saya duduk dibangku sekolah dan dibully teman - teman saya. Kadang kalau mengingat kenangan masa sekolah saya hanya bisa tertawa. Sampai akhirnya saat SMA saya memutuskan untuk masuk sekolah swasta biar dapat temen baru.

Kembali ke Film Ngenest. Saat duduk dibangku sekolah, Ernest yang dianggap berbeda oleh teman -temannya itu mencoba mencari cara agar tidak lagi dibully, caranya adalah dengan mencoba berteman dan berbaur dengan anak - anak pribumi. Bahkan ia memutuskan ingin menikah dengan wanita pribumi agar anaknya kelak tidak dibully seperti dirinya waktu kecil. 

Saat kuliah di Bandung, akhirnya Ernest bertemu dengan Meira. Gadis cantik yang dikenalnya saat kursus bahasa Mandarin. Sejak bertemu ditempat kursus, mereka akhirnya saling mengenal, jatuh cinta dan setelah lima tahun pacaran, mereka akhirnya menikah.

Lalu bagaimana kehidupan Ernest dan Meira setelah menikah? Silahkan tonton langsung Film Ngenest di bioskop yaa...


Cerita ringan dan mudah dipahami

Film yang disutradarai sendiri oleh Ernest Prakasa ini mempunyai cerita yang ringan, mudah dipahami dan tidak menggurui, serta ngga banyak konflik. Pesan yang disampaikan juga singkat dan dalem banget. Seperti filosofi tokay yang yang sering diucapkan Patrick pada Ernest saat ia lagi galau, Go with the flow.

Dengan filosofi Go with the flow juga kamu harus nikmati film ini. Dengan keikhlasan beli tiket, duduk dibangku penonton dengan santai nikmati, saja ceritanya sampai selesai.

Dibintangi banyak Komika

Film Ngenest itu kocak, dan juga menghibur. Dialognya itu natural dan seperti ngga dibuat - buat. Gitu sih pendapat saya waktu nonton film ini. Ceritanya mengalir bagai air.

Dan menariknya, ada banyak komika yang ikut beradu akting di Film Ngenest karya Ernest Prakasa. Komika - komika Stand Up Com seperti Fico Fachriza, Ari Kriting, Adjis Doa Ibu, Awwe dan Muhadkly Acho. Karakter para komika diatas seolah menjadi bumbu yang membuat cerita dalam film Ngenest itu sempurna.

Dan sosok Meira yang diperankan oleh Lala Karmela itu chamistrynya dapat banget. Saya juga suka sosok Ernest waktu duduk di bangku SMP yang diperankan oleh Kevin Anggara. Lucu dan ekspresinya itu natural. 

Kadang apa yang kita harapkan tidak terwujud dan apa yang kita takutkan tidak terjadi...

------ 
P.S : Well, saya tidak pandai untuk mereview sebuah film, saya hanya menulis dari sudut pandang saya saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Acer Day Roadshow di Semarang

Book Review : School Nurse Ahn Eunyoung (ENG)