Mengenal Tradisi Saparan di Desa Kopeng Salatiga


Hello desember, awal bulan ini saya masih belajar menjadi anak desa dan tinggal di daerah pegunungan. Tepatnya di Dusun Madu, Salatiga.

FYI aja, Dusun Madu tempat saya singgah sejak tanggal 9 November sampai hari ini merupakan bagian dari Desa Batur dan berada di Kecamatan Getasan. Masih masuk dalam regional Semarang.

Minggu ini adalah minggu keempat saya menjalankan tugas. Belajar hal - hal yang baru dan belajar mengenal tradisi yang ada disini, yaitu tradisi Saparan.

Sebelum saya bercerita lebih jauh lagi tentang Saparan, saya akan sedikit mengenalkan pada kalian yang membaca blog saya ini tentang apa itu Saparan.

Saparan berasal dari kata Sapar. Sapar sendiri adalah nama bulan dalam kalender Jawa. Kalau ada tradisi Saparan didaerah anda, mungkin ada sesuatu yang menarik yang ditemukan disana. Yeahh!!!

Saya bertanya pada Bapak Rukimin, Bapak Kadus Dusun Madu sekaligus bapak dari 8 anak dari kota yang berasal dari latar belakang yang berbeda yang tinggal dirumah beliau untuk tugas mahasiswa, apa itu makna Saparan?

Bapak mengatakan Saparan merupakan syukuran Dusun yang berlangsung di bulan Sapar dan momen silatutahmi keluarga. Dimana setiap rumah menyiapkan masakan yang special untuk tamu yang datang. Suasananya mirip seperti waktu lebaran, mungkin lebih ramai dari lebaran malah. Begini ceritanya.

Hari senin kemarin (30/11) Bapak mengajak anak - anaknya, saya dan teman - teman saya untuk ikut berpartisipasi dalam tradisi Saparan yang berlangsung di Desa Kopeng, Salatiga.

Kata bapak, makna Saparan sendiri adalah syukuran dusun dan silaturami dengan keluarga serta tetangga satu Dusun dan berlangsung selama sehari di bulan Sapar. Inilah pertama kalinya saya mengenal tradisi Saparan dan pengalaman pertama ikutan Saparan.

Sore itu saya sedang memasak untuk makan malam. Saya mencoba membuat rica - rica ayam awalnya, tapi belum selesai membuat rica - rica, bapak menyuruh saya untuk berhenti memasak dulu dan mengajak Saparan.

Setelah shalat magrib, bapak dan 4 anaknya dari kota dan seorang menantunya dari Sunda berangkat Saparan bersama di Desa Kopeng dengan naik motor. Seperti touring gitu.

Malam mulai gelap dan cuaca yang dingin, dengan motor yang melaju dengan kencang kami berangkat bersama beriringan. Butuh waktu 10 - 15 menit untuk sampai di Desa Kopeng bagian bawah. Suasana yang ramai telah menyambut kami.

Malam itu ada 2 rumah yang kami kunjungi. Masih rumah saudara ipar bapak. Kami memulai Saparan dari rumah kedua dan lanjut ke rumah pertama. Suasana hangat begitu terasa semua keluarga berkumpul bersama saat tradisi Saparan. Semua orang terlihat bahagia.

Jadi makna Saparan yang sederhana adalah silaturahmi, duduk bersama sambil mencicipi cemilan yang disiapkan, dan selanjutnya makan besar. Setelah makan terus pulang. hehehehe. Mirip prasmanan gitu.

Banyak menu special yang bisa dicicipi dari rumah - rumah yang dikunjungi. Ada menu rendang, soup, ayam goreng sampai tongseng. Masyaa Allah, nikmat banget.

Setelah mengunjungi 2 rumah saudara bapak, kemudian kami pulang lagi bersama - sama. Dan perjalan pulang yang cukup gokil dan awkward. Karena teman saya yang dibonceng bapak bersama saya berteriak sepanjang perjalanan kerumah. Itu bikin badmood.

Tapi setidaknya, Saparan telah membuat keluarga baru kami jadi lebih akrab dan lebih dekat. Kalau anak - anak bapak dari kota selesai menjalankan tugasnya dan kembali ke kota pasti akan merindukan suasana tradisi Saparan seperti ini. 


Baca juga : 

Touring Saparan Dusun Seloduwur  
Belajar Masak Ala Catering : Saparan 
Pawai Ogoh - ogoh dan Drumblex ramaikan Saparan Dusun Madu


Komentar

  1. Ya, mengakrabkan diri dan menjalin kekerabatan gitu oh.. :D

    BalasHapus
  2. Seru. Saya belum pernah ikut tradisi Saparan. Maklum, Jakarta tak menawarkan hal2 seperti ini. Rasa2nya saya jadi rindu kehidupan di desa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sesekali main ke desa saat liburan, pasti menyenangkan :)

      Hapus
  3. Keren kak.. ini bisa jadi referensi yang bagus.. btw saya mau ikut saparan juga ah 😂

    BalasHapus
  4. Keren kak.. ini bisa jadi referensi yang bagus.. btw saya mau ikut saparan juga ah 😂

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Acer Day Roadshow di Semarang

Book Review : School Nurse Ahn Eunyoung (ENG)