Setelah cukup lama ngga piknik, kemarin kamis saya jalan - jalan ke Lawang Sewu layaknya seorang hijab traveller. Lawang Sewu adalah salah satu wisata Semarang yang cukup sering saya kunjungi, mulai dari jalan - jalan sampai melihat event yang berlangsung disini.
Apa anda sering berkunjung juga ke Lawang Sewu?
Dengan semangat yang tinggi saya pergi mengunjungi Lawang Sewu kamis kemarin (22/10) niatnya untuk melihat Pameran Produk Inovasi 2015. Sampai disana ternyata baru ada persiapan buat acara yang berlangsung tanggal 24 - 26 Oktober. *jleebb.
Kalau waktu itu saya ajak temen jalan pasti dia akan bilang, "yakin jadwalnya bener Miiy...."
Yah, saya sempet aneh juga sampai Lawang Sewu karena ngga ada umbul - umbul acara, udah gitu harus bayar tiket masuk Rp 10.000. Ah ya sudahlah, akhirnya saya jalan - jalan aja keliling Lawang Sewu.
Berhubung sudah dhuhur, saya memutuskan untuk cari Mushala di Lawang Sewu. Saya mengira Mushalanya masih berada ditempat yang sama, ternyata sudah dipindah karena tempat sebelumnya sedang direnovasi.
Ini dia Mushala di Lawang Sewu
Mushala yang baru ternyata tak jauh dari lokasi Mushala sebelumnya. Tapi sayangnya tempat wudlunya agak jauh juga.
Karena ada jarak antara tempat wudlu dan tempat shalat akhirnya saya bingung karena pakai sepatu. Lalu saya lepas kaus kaki dan pakai sepatu lagi. Coba ada batas suci atau jalan setapak dari kamar mandi sampai ke tempat shalat, mungkin akan sedikit nyaman.
Kamar Mandi di Lawang Sewu
Sebelum berwudlu saya berharap bisa menemukan sandal yang bisa saya pinjam untuk wudlu agar sepatu saya tidak basah dan bau. Sampai kamar mandi, saya bingung lagi untuk menaruh tas saya apalagi di kamar mandi ngga ada gantungan baju atau tempat mengantung barang bawaan. Dan saya putuskan untuk menaruh tas dipegangan pintu.
Dibalik pintu tempat saya menggantungkan tas, saya menemukan sepasang sendal hitam. Sepertinya sengaja ditinggal disana oleh pemiliknya.
"Apakah sandal ini boleh dipinjam?" pikir saya.
Karena keadaan darurat, saya berniat meminjam sandal itu untuk berwudlu, tapi agak horor juga. Jadi.... Krik krik krik...
Akhirnya saya membersihkan kamar mandi lebih dahulu biar bersih sebelum wudlu dengan menyiramnya dengan air. Lalu saya berwudlu kemudian shalat dhuhur sebelum jalan - jalan.
Alhamdulillah, lega rasanya sudah shalat dhuhur. Lalu saya duduk sebentar untuk memakai sepatu lagi. Sambil mengamati sekitar.
Ternyata banyak orang yang masih agak bingung mencari Mushala di Lawang Sewu meskipun sudah ada petunjukknya.
Mushala atau tempat shalat adalah salah satu fasilitas yang penting di tempat wisata. Di Lawang Sewu, fasilitas ini dikelola dengan baik. Seharusnya ada sandal yang disediakan untuk wudlu agar pengunjung lebih nyaman ketika hendak berwudlu. Karena jarak kamar mandi berada diseberang Mushala.
Saya pernah menemukan pengalaman yang sama ketika mencari Mushala di Sri Ratu saat jalan - jalan. Meskipun disana kamar mandi atau tempat wudlu dan tempat shalat jaraknya beberapa langkah, tapi ada beberapa sandal jepit yang disediakan untuk berwudlu disana.
Akhirnya selesai shalat dan selesai juga pakai sepatu. Saya bertemu lagi dengan seorang pria yang sedang travelling sendiri di Lawang Sewu. Sebelumnya saya melihatnya dari kantor Lawang Sewu dan duduk di bawah pohon mangga tali jiwo saat saya sedang istirahat di tempat yang sama.
Tak berapa lama, pria ini juga sudah selesai memakai sepatunya. Saya pikir masnya ini mau mengatakan sesuatu... Ternyata dia mengeluarkan tablet dari tasnya didepan saya dan berkata "mbak boleh minta tolong fotoin saya?"
"boleh mas, dimana?" tanya saya.
"disini saja mbak". Mencari posisi foto yang bagus.
Setelah selesai mengambil foto pria single traveller ini (baca : seorang pejalan) saya kemudian mengembalikan tablet yang digunakan untuk foto.
Pria ini agak misterius, wajahnya juga serius begitu sebelum dan saat difoto. Setelah di foto pria ini hanya mengamati fotonya di tablet, mengambil tasnya dan lalu pergi seperti cerita FTV. Udah dulu ceritanya waktunya jalan - jalan.
jangan-jangan, si mas itu adalah....lariii hihihihi....
BalasHapusjadi horor ceritanya kalau dilanjut gitu, hehehe.
BalasHapus