Me vs Flat Shoes



























Akhir bulan lalu, saya dapat tantangan untuk bekerja di kantor layanan internet. Sebuah kantor yang baru buka sekitar bulan Januari lalu di kota saya. Kantornya tak jauh dari rumah. Masih bisa dijangkau dengan bersepeda dan hanya butuh waktu sekitar lima menit.


Tak banyak hal yang saya pikirkan ketika menerima tantangan itu. Karena di kantor layanan internet itu sedang membutuhkan orang untuk bekerja lapangan dan saya menerima ketika saya ditanya apakah saya mau mencoba. Yah hanya 20 hari kerja, dan jam kerja 5 jam/hari.

Setelah menerima tantangan itu, esoknya saya langsung bekerja. Soal penampilan, saya masih menjadi diri sendiri. Yah tidak ada tuntutan untuk berdandan itu yang membuat saya senang. Tapi hal pertama yang dikritik adalah soal sepatu yang saya pakai.

Hari pertama bekerja, saya berangkat dengan mengenakan sepatu sandal yang sering saya pakai kemana - mana. Bahkan sudah saya pakai untuk wisata sampai ke kota tetangga. Setelah sehari pakai sepatu sendal saya disuruh ganti pakai flat shoes keesokan harinya.

Karena saya agak males dan kurang pede pakai flat shoes. Saya masih sering pakai sepatu sendal, dan flat shoesnya saya taruh di keranjang sepeda saat berangkat dari rumah. Lalu saya pakai flat shoesnya setelah sampai kantor.

Saat jam kerja, saya berusaha beradaptasi dengan flat shoes yang saya pakai. Kadang saya harus menekuk jari kaki, agar terlihat nyaman dan menyembunyikan kekurangan. Tapi tetap saja, kadang kalah dengan keadaan  ketika semut datang atau rumput yang menyangkut.l di sepatu. *hadeh.

Akhirnya saya mencoba cara lain agar pakai flat shoes tetap nyaman. Pakai kaos kaki. Yah, setidaknya pakai kaos kaki membuat flat shoesnya terlihat sedikit menarik. hahaha.

Suatu hari seorang pria dibelakang saya yang bekerja sebagai TL saya, tiba - tiba berkata "tumben pakai kaos kaki?"

"Yah, soalnya sepatunya ngga nyaman dipakai," jawab saya.

Andai boleh pakai sepatu olahraga, pasti lebih nyaman dan santai. Eh tapi sepatu olahraganya sudah rusak dan belum ada gantinya. Tapi kalau pakai sepatu olahraga pasti kurang feminim. Ya sudahlah pakai aja yang ada untuk sementara. hehehe.

Ini baru soal flat shoes, belum soal high heels. Entah jadi apa ceritanya kalau suatu hari harus kerja pakai high heels, mungkin harus ganti sendal setiap 30 menit sekali.

Kadang kita harus belajar untuk menerima dan menikmati sesuatu yang membuat kita merasa kurang nyaman. Seperti flat shoes, sepatu yang tipis, yang sering copot ketika dipakai untuk lari. Meski demikian yang terjadi, tetap harus dinikmati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Acer Day Roadshow di Semarang

Book Review : School Nurse Ahn Eunyoung (ENG)