One Day Trip Pekalongan
















Kota Pekalongan punya banyak cerita. Bulan april ini saya sudah kesini karena 2 alasan yang berbeda. Pertama, karena ikutan acara FamTrip. Dan yang kedua, karena sebuah undangan. Jadi begini ceritanya. 



Minggu kemarin saya baru keluar kota untuk ikutan acara FamTrip yang diselenggarakan oleh Disbupar Jawa Tengah. Acara sendiri berlangsung pada tanggal 21 - 23 April. Itu artinya saya belum bisa move on dari acara FamTrip karena masih banyak yang harus diceritakan. hahaha.   

Tapi, ternyata minggu ini ada sebuah undangan yang harus membuat saya harus keluar kota lagi. Sejujurnya, saya galau untuk pergi, karena tanggal tua. Dan uang sudah tipis. Jadi pilihannya, tetap pergi atau ditunda? 

Entah apa yang saya pikirkan, saya hanya mencoba mendengarkan kata hati saya hingga akhirnya saya pergi juga ke kota batik. Saya hanya berharap agar ongkos pergi pulang aman, itu saja. 

Ini pertama kalinya saya mencoba pengalaman naik kereta Kaligung Mas jurusan Pekalongan. Kata teman tarifnya cuma 25.000, ternyata harga tiketnya 40.000. Sempat kaget juga karena takut uang ngga cukup. Tapi alhamdulillah, bisa beli tiket juga. 

Saya naik kereta sekitar jam 8 pagi dari stasiun Weleri. Dan sampai stasiun pekalongan sekitar jam 10.30. Perjalanan kereta ternyata lebih cepat dibanding naik bus Kendal - Semarang. Dan selisih tarifnya dua kali lipatnya. Jadi perjalanan terasa cukup ekslusif meskipun keretanya kelas ekonomi.

Sampai di stasiun Pekalongan, saya dijemput oleh teman yang bekerja di kantor provider. Namanya mas Arief. Saya diajak main ke kantornya, yang tak begitu jauh dari stasiun. 

Di kantor, ternyata mas Arief sedang ada janji dengan wartawan. Jadi saya menunggunya sampai selesai meeting. Sambil sesekali mengamati aktivitasnya. Jadi pengamat gitu ceritanya.  

Tak berapa lama setelah meeting, kami melanjutkan agenda selanjutnya ke Kampung Batik. Tapi sebelumnya, mas Arief mengajak saya makan siang di Soto Boyolali tak jauh dari kantornya yang masih berada di Jalan KH. Mansyur. Tahu saja si mas kalau saya juga lapar. Tak ada yag berbeda makan soto di Pekalongan maupun Semarang. Porsinya pun sama, hanya saja suasananya saja yang berbeda. hehehehe. 

Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke Masjid Pekauman Pekalongan. Untuk shalat dan lanjut meeting dengan salah satu penggiat wisata di kota Batik. Ini pertama kalinya saya bertemu dengan salah satu penggiat wisata di Pekalongan yang saya kenal saat acara FamTrip. Kenalnya karena sering ngobrol di sosmed sih. Namanya mas Triaz. 

Hari itu mas Triaz ada agenda city tour, tapi alhamdulillah bisa bertemu meski hanya sebentar. Seru sekali ngobrol bareng mas Triaz. Tak banyak yang kami bicarakan kecuali tujuan saya ke Pekalongan, yang tak lain dan tak bukan untuk silaturahmi dengan penggiat UKM Batik disini dan agenda mas Arief. 

Alhamdulillah mas Triaz sangat friendly, jadi setelah meeting di Masjid Kauman, kami diantar ke Kampung Batik Pekauman, Pekalongan. 

Selanjutnya berkunjung ke Kampung Batik Pekauman. Pertama kalinya kesini. Karena saat FamTrip hanya berkunjung ke Kampung Batik Pesindon. 

Di Kampung Batik Pekauman, saya tidak mengeksplore kampung ini. Langsung ke rumah Pak Rusdi, Ketua Paguyuban Kampung Batik Pekauman untuk silaturahmi, bahasa jawanya ndodog lawang. 

Pak Rusdi sangat welcome dengan kunjungan saya dan mas Arief. Beliau menyambut baik agenda kami. Semoga bisa berjalan dengan baik selanjutnya. Alhamdulilah, misi selesai. Tinggal eksekusi plan selanjutnya untuk bulan depan.
 
Ternyata sehari di Pekalongan, banyak ceritanya. Setelah silaturahmi sama pak Rusdi, selanjutnya nongkrong cari wifi. 

CafeRadio adalah tempat nongkrong yang dipilih. Namanya Cafe Radio BSP Pekalongan. Tak hanya nongkrong dan cari wifi, mas Arief bertemu dengan temannya bernama mbak Lily, kalau tidak salah belaiu pemilik cafe. 


Disinilah saya mendapat sedikit informasi menarik mengenai kota Batik dari sisi marketing setelah acara FamTrip minggu sebelumnya. Seru... dapat pengalaman baru dan analisa yang menarik dari sini. 

Tak terasa hari sudah sore dan saya harus kembali pulang dan naik kereta Kaligung Mas lagi. Dan alhamdulillahnya, saya dapat uang transport untuk perjalanan hari itu.











Komentar

  1. Wah, masa sih mbak, sotonya tidak ada perbedaan?

    BalasHapus
  2. kok foto-fotonya cuma satu???

    BalasHapus
  3. dini : ya soto ayam kan dimana2 sama kalau masih di Jawa Tengah. hehehe

    annosmile : ngga sempat foto. cuma foto stasiun aja :)

    BalasHapus
  4. dini : ya soto ayam kan dimana2 sama kalau masih di Jawa Tengah. hehehe

    annosmile : ngga sempat foto. cuma foto stasiun aja :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Acer Day Roadshow di Semarang

Book Review : School Nurse Ahn Eunyoung (ENG)